Jumat, 02 Desember 2011

ikan belida


Ikan Belida
(Chitala lopis)
Kawanan ikan lopis

A.    Klasifikasi Ikan Belida ( Chitala lopis)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. lopis
Nama   binomial         
Chitala_lopis
(Bleeker, 1851)
Sinonim  Notopterus chitala H.B.

B.     Deskripsi Ikan Belida ( Chitala lopis)
Ikan lopis merupakan jenis ikan sungai yang tergolong dalam suku Notopteridae (ikan berpunggung pisau). Ikan ini lebih populer dengan nama ikan belida/belido, yang diambil dari nama salah satu sungai di Sumatera Selatan yang menjadi habitatnya. Orang Banjar menyebutnya ikan pipih. Jenis ini dapat ditemui di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Semenanjung Malaya, meskipun sekarang sudah sulit ditangkap karena rusaknya mutu sungai dan penangkapan. Ikan ini merupakan bahan baku untuk sejenis kerupuk khas dari Palembang yang dikenal sebagai kemplang. Dulu lopis juga dipakai untuk pembuatan pempek namun sekarang diganti dengan tenggiri. Tampilannya yang unik juga membuatnya dipelihara di akuarium sebagai ikan hias.
Karena berpotensi ekonomi dan terancam punah, lembaga penelitian berusaha menyusun teknologi budidayanya. Hingga 2005, Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, di Kalimantan Selatan telah mencoba membudidayakan, menangkarkan serta memperbanyak benih ikan belida.
C.    Morfologi Ikan Belida (Chitala lopis)
Famili Notopteridae merupakan sekelompok ikan bersirip kipas yang dikenal sebagai ikan dengan punggung berbentuk pisau (Inggris: knifefish atau featherback). Terdapat tujuh jenis anggotanya yang dapat digolongkan dalam empat genera.

Ikan-ikan ini hidup di air tawar serta air payau di benua Afrika dan Asia Tenggara. Sirip punggung pendek (tidak ada pada Xenomystus) berbentuk bulu, dengan sirip dubur memanjang dan mungkin menyambung dengan sirip ekor. Sirip perut (bila ada) hanya kecil, dengan 3-6 ruas. Bila ikan masih kecil populer sebagai ikan akuarium, dan bila besar dipajang di akuarium besar. Beberapa anggotanya dapat dimakan, termasuk ikan belida (Chitala lopis).

D.    Karekteristik Ikan Belida (Chitala lopis)
Ciri khas ikan ini berupa bentuk tubuh yang menyerupai pisau dengan berat rata-rata 1kg dan panjang tubuh 87,5 cm. Makanan utamanya berupa anak ikan dan udang. Bisa ditemukan di perairan tawar Jawa dan Kalimantan.
Ikan belida mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Badan pipih dan memanjang dengan bagian punggung yang tampak mencembung. Bagian perut berduri ganda. Bagian ekor juga memanjang. Sisik kecil, sikloid, pada samping badan membentuk gurat sisi.
Berukuran sedang, panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, di alam asli bisa mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang mata. Badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan. Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman, sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur.
Merupakan ikan air tawar yang bersifat predator atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi. Makanannya berupa anak-anak ikan dan udang. Tak jarang mangsanya berukuran lebih besar. Ikan belida jantan bertugas membuat sarang yang dibuatnya dari ranting dan daun, juga menjaga telur dan anak-anaknya. Ikan belida dapat menghirup udara dari atmosfir. Ikan karnivora ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas telurnya di sana.

E.     Taksonomi Ikan Belida (Chitala lopis)
            Isospondyli, Suku Notopterridae
  • Genus Chitala
    • C. chitala
    • C. blanci (di Indocina)
    • C. lopis Bleeker (di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya)
    • C. ornata
  • Genus Notopterus
    • N. notopterus
  • Genus Papyrocranus
    • P. afer
  • Genus Xenomystus
    • X. nigri (di Afrika)

F.      Habitat Ikan Belida (Chitala lopis)
Sungai-sungai besar dan daerah yang sering tergenang banjir. Di daerah dataran rendah tidak lebih dari 30 m dpl.

G.    Penyebaran Ikan Belida (Chitala lopis)
 Sumatera, Jawa dan Kalimantan

H.    Populasi Ikan Belida (Chitala lopis)
Termasuk jenis hewan  langka yang dilindungi.

I.       Reproduksi
a.      Lopis jantan
Ikan air tawar, pemangsa ikan kecil dan krustasea, dewasa berukuran 1,5-7 kg, dengan ciri khas ikan berpunggung pisau: punggungnya meninggi sehingga bagian perut tampak lebar dan pipih. Lopis dicirikan melalui sirip duburnya yang menyambung dengan sirip ekor berawal tepat di belakang sirip perut yang dihubungkan dengan sisik-sisik kecil. Bentuk kepala dekat punggung cekung dan rahangnya semakin panjang sesuai dengan meningkatnya umur sampai jauh melampaui batas bagian belakang mata pada ikan yang sudah besar.
b.      Lopis betina
Betina memiliki sirip perut relatif pendek dan tidak menutup bagian urogenital, alat kelamin berbentuk bulat. Ketika birahi (matang gonad), bagian perut membesar dan kelamin memerah. Jantan memiliki sirip perut lebih panjang dan menutup bagian urogenital, alat kelamin berbentuk tabung, ukuran lebih kecil daripada betina. Jika jantan siap pijah alat kelamin memerah dan mengeluarkan cairan putih (cairan sperma) jika ditekan/diurut.
Telur biasanya diletakkan di batang terendam pada kedalaman hingga 1m. Dalam rekayasa penangkaran, batang bambu atau papan dipakai sebagai tempat penempelan telur. Pemijahan dilakukan pada musim penghujan (di BBAT Agustus hingga Maret). Dalam sekali pemijahan, seekor betina rata-rata menghasilkan 288 butir telur, meskipun dapat menghasilkan hampir dua kali lipat dari jumlah itu. Derajat pembuahan berkisar 30-100 %. Derajat penetasan 72,2% dan sintasan (survival rate) larva adalah 64,2%. Larva menetas sekitar 72-120 jam (3-5 hari) pada suhu air 29-30 °C.
Larva bersifat kanibal sehingga perlu perlindungan. Benih berusia 3 hari sudah mulai dapat makan udang artemia. Benih berusia satu bulan sudah dapat dideder di akuarium, dan satu bulan kemudian siap dideder di kolam. Ikan dengan ukuran 15cm siap untuk pembesaran.
Belida lebih aktif pada malam hari, dan mulai respon terhadap makanan pada sore hari. Hewan ini menyukai bagian gelap dari sungai, biasanya hidup di lubuk di bawah pepohonan.

J.      Cara makan Ikan Belida (Chitala lopis)
Ikan ini menyenangi perairan sungai yang banyak terdapat pohon kayu yang tumbang dan di rawa banjiran yang berhutan, karena diduga batang kayu baik yang masih hidup maupun yang sudah mati merupakan rumpon bagi ikan kecil dan berfungsi sebagai media bagi udangdan serangga air, selain menjadi makanan bagi ikan belida juga menjadi substrat tempat menempel telur yang dibuahi (Adjie dkk., 1999). Ikan belida termasuk ikan karnivora (Welcomme, 1979), matang gonad sepanjang tahun dengan fekunditas telur 260-6,080 butir (Adjie dkk., 1999).


DAFTAR PUSTAKA

Adjie dkk,1999. Proposal Pkl Ikan Belida. Uncategorized. (Diakses 27 September   2011)
Grandea, T. (1995). "A cladistic analysis of fossil and living gonorynchiform ostariophysan fishes". Geobios 28 (Supplement 2): 197-199. (Diakses 27 September 2011) 
Arifudin, R. 1983. “Ikan Belida hewan langka yang dilindungi. BPTP. Palembang.
Anonimous. Gaya Hidup Sehat edisi 491. http //E:/ikan Belida/Ikan Belida, Enak – Murah – Sehat Bergizi « Heart’s Freedom.htm. (Diakses pada 27 September 2011

2 komentar: